A. Ekspektasi sekolah, Kreativitas dan Inovasi

Prestasi belajar peserta didik lebih ditekankan pada “ menghasilkan “ dari pada “ memahami “. Sekolah ramah lingkungan misalnya ada Kebun Tabula dan Toga, pengolahan sampah menjadi kompos dan daur ulang. Terlebih lagi bernilai ekonomi dan artistik, yakni pemanfaatn limbah/sampah menjadi barang bernilai artistik dan ekonomi. Hasil karya peserta didik tsb, dipamerkan pada kegiatan Harbisnas. Kehidupan sekolah terasa lebih ramai, ceria dan riang. Sekolah rapih, bersih dan teratur. Komunitas sekolah, santun, disiplin dan ramah. Animo masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah ini meningkat, ada forum penyaluran keluhan orang tua dan peserta didik, iklim sekolah lebih demokratis.

Ada program kunjungan peserta didik ( ODE ) ke sumber belajar di masyarakat, kegiatan belajar pada Silabus dan RPP menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif, ada program pelatihan internal guru pendidik (in house training) secara rutin antar kepala madrasah dan pendidik maupun tenaga kependidikan lainnya secara rutin.

ada pula program tukar pendapat, diskusi atau musyawarah dengan mitra dari berbagai pihak terkait terutama Komite Madrasah dan Dewan Perwakilan Kelas (Stakeholder)

B. Sumber Daya Manusia.

Kepala Madrasah peduli dan menyediakan waktu untuk menerima keluhan dan saran dari peserta didik maupun pendidik dan orang tua peserta didik. Kepala Madrasah terbuka dalam manajemen, terutama manajemen keuangan kepada pendidik dan orang tua/komite Madrasah dan DPK.

Pendidik berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar. Pendidik mengenal baik karakter dan watak seluruh peserta didiknya. Pendidik ramah dan mudah senyum kepada peserta didik dan tidak ada kekerasan fisik dan verbal kepada peserta didik. Pendidik selalu berusaha mencari apapun gagasan baru dalam mengelola kelas dan mengembangkan metode mengajar yang menarik.

Peserta didik banyak melakukan observasi di lingkungan sekitar dan terkadang belajar di luar kelas/madrasah. peserta didik berani bertanya kepada pendidik. peserta didik tidak takut berkomunikasi dengan pendidik dan kepala madrasah. Peserta didik senang dan antusias membaca buku di perpustakaa, potensi peserta didik lebih tergali serta minat dan bakat peserta didik lebih mudah terdeteksi. Ekspresi peserta didik tampak senang saat proses belajar mengajar berjalan. peserta didik sering mengemukakan gagasan dalam proses belajar dan perhatiannya tidak mudah teralihkan kepada orang/tamu yang datang ke madrasah.

C. Lingkungan, fasilitas dan sumber belajar

Sumber belajar di lingkungan Madrasah dimanfaatkan dan diperhatikan oleh peserta didik untuk belajar. Terdapat majalah dinding yang dikelola peserta didik yang secara berkala diganti dengan karya peserta didik lainnya. Frekuensi kunjungan peserta didik ke ruang perpustakaan madrasah untuk membaca/meminjam buku cukup tinggi. Di setiap kelas ada pajangan hasil karya peserta didik yang terbaru. ada sarana belajar yang bervariasi, pemanfaatan internet sebagai sumber belajar cukup tinggi.

D. Proses belajar mengajar dan penilaian

Pada taraf tertentu diterapkan pendekatan integrative dalam KBM anatar mata pelajaran yang relevan. Penilaian bentuk mengukur tingkat pencapaian belajar yang dilakukan dengan pendekatan holistic dan multimetod. Pada penilaian tugas/proyek yang ditekankan adalah proses dan bukan hasilnya. Tidak ada ulangan umum bersama baik pada tataran sekolah ataupun wilayah, pada tengah semester atau akhir semester, karena pendidik bersangkutan telah mengenal kondisi peserta didik melalui diagnose dan telah melakukan perbaikan dan pengayaan berdasarkan hasil diagnosis peserta didik.

Menggunakan penilaian acuan kriteria dimana pencapaian kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan kemampuan peserta didik yang lain, melainkan dibandingkan dengan pencapaiankompetensi dirinya sendiri, sebelum dan sesudah belajar.

Penentuan kriteria ketuntasan belajar minimal diserhakan kepada pendidik yang trendnya meningkat setiap saat untuk mengontrol pencapaian kompetensi tertentu, dengan demikian sedini